PACITAN – Puluhan ibu-ibu di Desa Wonoanti, Kecamatan Tulakan, tampak antusias mengikuti pelatihan pembuatan jamu instan tradisional yang digelar Dinas Perdagangan dan Ketenagakerjaan (Disdagnaker) Kabupaten Pacitan, Rabu (13/8).
Peserta pelatihan adalah para istri petani dan buruh tani tembakau di wilayah setempat. Salah satunya Nangim, warga setempat yang dalam beberapa hari ini tekun belajar membuat jamu biofarmaka dari mentor asal Kecamatan Bandar, Pacitan.
“Senang sekali bisa belajar membuat jamu. Harapannya nanti bisa produksi di rumah dan dijual, jadi ada tambahan penghasilan,” kata Nangim.
Kepala Bidang Tenaga Kerja Disdagnaker Pacitan, Supriyono, menjelaskan pelatihan ini bertujuan agar peserta memiliki kompetensi sesuai bidang pelatihan yang diikuti, mampu membuka usaha rumahan, dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Tahun 2025, Disdagnaker mengelola anggaran pelatihan untuk 2.246 peserta dan BPJS Ketenagakerjaan untuk 320 orang. Fokus pelatihan meliputi menjahit, merakit baja ringan, biofarmaka, processing, serta pembuatan pupuk organik dan pakan ternak. Sebanyak 21 desa penghasil tembakau menjadi sasaran program pelatihan tahun ini.
Sementara itu, program BPJS Ketenagakerjaan menyasar buruh tani tembakau, pekerja pabrik rokok yang terkena PHK, dan masyarakat lainnya. Penerima manfaat dari anggaran induk tercatat 2.980 orang selama enam bulan, ditambah 3.000 orang dari anggaran PAK untuk jangka tiga bulan.
Program ini menjadi bukti perhatian pemerintah terhadap peningkatan keterampilan dan perlindungan sosial masyarakat di sektor pertanian tembakau.(*)